sekarang aku sering posting di my.opera.com

CINTA ITU BERKAH

PANDANGAN bahwa cinta itu sama dengan hubungan badan antara lelaki dan perempuan, dan pacaran adalah pembuktian cinta dengan bersebadan sebelum nikah, merupakan sudut pandang yang mengaburkan antara cinta dan nafsu syahwat. Padahal cinta dan nafsu syahwat sungguh jauh berbeda, Making love (ML), bersebadan, hanya merupakan bagian terkecil dari cinta, itupun masih dengan catatan panjang. Artinya, hubungan badan hanyalah sebentuk saja dari ungkapan cinta, setelah jiwa-jiwa yang bercinta disakralkan. Pensakralan cinta dalam bentuk pernikahan pada hakekatnya merupakan upaya melanggengkan hubungan cinta, atau seperti pagar agar orang lain tak mudah masuk, sekaligus menjadi pananda antara hak kita dengan hak orang lain, pensakralan cinta melalui pernikahan, ibarat seseorang mengetam padi, padi belum banyak manfaatnya bila belum diketam, dikelupas kilitnya, lalu keluarlah beras yang dapat dinanak menjadi nasi.
Mengapa cinta tak sama dengan hubungan sex? Karena cinta pada hakekatnya adalah perasaan yang lahir dalam jiwa. Ia merupakan fitrah manusia sekaligus anugrah tuhan bagi hambanya. Sebagai anugrah cinta adalah suci, karena itu, tak boleh dikotori dengan keinginan sesaat atau nafsu buruk.
Tuhan "membisikan" cinta dalam jiwa manusia, mengapa cinta dibisikan dalam jiwa, dan tidak dalam fikiran? Karena jiwa merupakan wilayah yang tak terbatas oleh waktu dan tempat. Jiwa bersifat bebas, ia tidak dikuasai oleh siapapun, orang boleh memenjarakan tubuh, boleh merampas kemerdekaan orang lain, tapi tidak akan pernah bisa atau mampu memenjarakan jiwa. Jiwa membuat seseorang menjadi manusia bebas, yang slah satu cirinya adalah tidak takut terhadap resiko yang akan dihadapi akibat pilihan yang diputuskan. Jiwa juga selalu mengajak manusia pemilik jiwa untuk berjalan dengan dan menuju kesucian diri, menjaga kehormatan dan harga diri, sekaligus menjadi filter agar manusia tidak terjebak pada ketrtarikan serba benda, ketertarikan meteri, karena sering kali keindahan , kemewahan, kecantikan, adalah sumur yang menjebak dan membunuh kita.
Cinta sebagai salah satu ruh kehidupan merupakan sebuah kenyataan hidup, yang sulit dilacak keberadaanya. Cinta tak pernah berlaku sebagai tamu yang mengatuk pintu hatimu untuk mengambarkan kehadirannya. Cinta tak pernah berlaku sebagai guru yang memperlakukan engkau sebagai murit, dan memberikan wewarah dan perlambang padamu. Cinta juga tak pernah menjadi awan untuk mengambarkan akan datangnya hujan. Ia juga tak berkokok yang mengambarkan fajar telah tiba.
Karena perilaku cinta demikian unik, maka orang sering beranggapan bahwa cinta adalah kenyataan yang tidak nyata. Sebagai kenyataan, cinta memang ada, tapi tak pernah dapat dilihat dan diketehui, kesulitan untuk melihat dan mengatahui "wujudnya" membuat cinta demikian rumit, arah dan gagasannya sulit ditebak, dikalkulasi,dikonstruksi, dan direkonstruksi.
Arah cinta tak selamanya luru-lurus saja terkadang meliuk, berputar, meninggi, atau tiba-tiba menghujam, karena itu sia-sialah semua upaya itu, karena cinta bila engkau kejar akan berlari menjauh, laksana putri malu yang tidak ingin keberadaannya engkau ketahui.
Meski begitu, jangan lah engkau mencoba menhindar dari cinta, sebab bila engkau menghindar, cinta akan mencengkerammu dengan tali-tali yang kokoh, tali cinta sekuat jaring laba-laba yang memangsa serangga lemah.
Engkau ibarat serangga lemah, tak berdaya dihadapan jaring kekuasaan cinta. Engkau akan dibuat tak mampu berkelit, menghindar, apalagi menentukan kemana engkau akan membawa dirimu. Dalam kekuasaan cinta, engkau hanya bisa merasakan kehadirannya, megikuti kemauannya, dan merenungkan maknanya dalam kehidupan.

Kekasihmu Bukanlah Hakmu
Ia Hanyalah Cermin Jiwamu

Cinta Adalah Penjaga

BERBAHAGIALAH pemuda yang di dalam hatinya sedang tumbuh dan mekar bunga cinta karena cinta yang merasuk ke dalam jiwa adalah senjata yang akan melawan keangkara-murkaan. Cinta dalam hati akan menjelma menjadi kawan setia saat kita dalam kesunyian, penolong saat kita memerlukan, pahlawan saat kita tak berdaya. Cinta itu juga yang akan menyirami batu dalam hati hingga menjadi tanah yang subur, dapat ditanami menghasilkan bunga impian dan harapan. Air cinta dalam hati akan mengasah jiwa kita menjadi lebih lembut, mudah menangkap rona keindahan, larut menitikakan air mata bersama getar-getar penderitaan, dan marah serta terluka berhadapan dengan penindasan.
Biasanya para pemuda yang telah mendapat ilham cinta akan mudah tersentuh saat menemukan keindahan semesta, atau membaca tanda-tanda Tuhan, baik yang tersirat atau tersurat. Qauniyah atau qauliyah. Karena cinta adalah ilham dari Allah dalam hati manusia, maka tidak mungkin cinta akan membuat orang yang sedang bercinta melupakan Allah. Justru dengan cinta, seseorang akan (atau mutlak) semakin dekat pada sang Pencipta, Sang Pemberi Ilham.
Cinta yang mendorong jiwa untuk dekat pada Sang Pencipta, terjadi pada penyair, sufi, sekaligus pecinta sejati, yaitu Abdurrahman ibn Abu Ammar al- Jasera. Abdurrahman hidup pada masa daulah Muawiyyah. Ia dikenal sebagai lelakki ahli ibadah dan rajin belajar ilmu agama. Karena ketekunannya beribadah, oleh masyarakat sekitar ia dijuluki Al-Qoos sebab lelaki ini hanya mengenal masjid dan Tuhan, ia juga kerap dimintai pendapat soal agama oleh masyarakat.
Suatu ketika Abdurrahman mendengar suara seoarang perempuan ( yang menurut pemahamannya selama ini suara perempuan adala aurat ). Ia beristigfar namun suara itu merdu dan menggoda. Tak mampu ai berpaling. Keadaan Abdurrahman itu diketahui oleh Abu Suhayl, majikan sipenyanyi, Abu Suhayl menarik Al-Qoos kerumahnya, dan mempertemukan dengan perempuan yang bersuara merdu yang menjadi bintang para penyanyi di Makkah ketika itu.
Mata berpondangan, hati berdebar. Cinta menyelinap serta menyergap jiwa yang kering dan kehausan. Al-Qoos terpana pada pandangan pertama, tapi, sesungguhnya ia mabuk karena mendengar syair dan lagu yang dinyanyikan Salamah. Cinta memang bisa datang dari mana saja. Dari raut wajah, dari kata-kata, dari pikiran, bahkan dari harta. Namun, semua itu hanyalah pematik, bukan tujuan. Wajah, nan rupawan, kata yang lembut dan enak didengar, pikiran yang cerdas atau harta berlimpah hanya sekedar alat bagi cinta untuk berangkat, bukan tujuan. Kalau semua itu dijadikan tujuan, tentulah akan tersesat karena bukan cinta yang didapat melainkan nafsu buruk.
Bagi al-qoos, salamah adalah segelas minuman, semakin dipandang semakin haus, semakin ingin ia berjumpa, perjumpaan demi perjumpaan terjadi di antara kedua yang dimabuk asmara itu. Suatu ketika al-qoos dan salamah memperoleh kesempatan untuk berdua saja, tanpa ada orang lain, lalu terjadi pembicaraan yang demikian intim. Dan salamah berharap al-qoos memanfaatkan kesempatan langkah itu untuk menciumnya
" salamah apakah engkau lupa kepada Allah?" begitu jawaban al-qoos untuk menolak ajakan salamah. Dengan jawaban itu berarti al-qoos telah lepas dari belenggu nafsu syahwat, dan sebaliknya menemukan cinta yang sejati.
Begitu cinta, ia akan menjaga akhlak seseorang agar tidak terjerumus dalam jaring-jaring sifat rendah. Cinta, seperti yang terjadi pada berbagai bentuknya sebab cinta dalam tekaran itu cukup kukuh mempertahankan kesucian diri, cerdas membaca dan berkelit dari perangkap katak beradaban.
Bila Abdurrahman mampu menjadikan cinta sebagai alat untuk melawan jerat setan, maka pemuda-pemuda yang terjebak dalam gua, seperti tersebut dalam surat ala kahfi, menjadikan cinta sebagai penolong saat memerlukan bantuan karena kelemahan yang dimiliki, seorang lelaki yang telah menguasai seorang gadis, dan hanya tinggal menunaikan syahwatnya, lalu si gadis berkata dengan lantang " Takutlah Kepada Allah" cinta membuat si pemuda insyaf, tak hendak melanggar tabu, tak ingin bergemul dengan noda. Dan kemampuannya menjaga kesucian cinta terbukti dapat dijadikan penolong ketika ia memerlukan bantuan ( karena terjebak dalam gua ). Pintu gua yang semula tertutup menjadi terbuka, artinya kesulitan berubah menjadi kemudahan.
Cinta memang akan mendorong jiwa untuk selalu berbuat baik. Cinta tak pernah mengajarkan jalan kesesatan. Dan, cinta yang seperti itu akan menolong seseorang keluar dari keburukan, hambatan dan halangan.
Duhai, alangkah celakanya seorang pemudi yang merelakan kehormatannya pada lelaki yang belum menjadi suaminya. Perbuatan seperti itu hanya melahirkan aib, dan yang pasti menunjukkan bahwa si pemudi sama sekali tidak mencintai si pemuda. Karena seharusnya, demi cinta seorang gadis akan menolak jalan kemaksiatan. Demi cinta seorang pemudi akan mempertahankan kehormatannya. Demi cinta, seorang perempuan akan mampu mengalahkan godaan nafsu syahwat.
Bila kekasihmu negajak mengingkari cinta. Maka kasihani dan bantulah dia dengan mengingatkan akan keagungan cinta, sebab cinta adalah milik dan pemberian Sang Maha Agung. Bila engkau membiarkan saja, bahkan menuruti, sam saja artinya anda tidak menyayangi kekasih anda, anda tidak mencintainya. Jadikanlah cinta sebagai kekuatan.
Jika seseorang dengan kekuatan cinta mampu mengalahkan godaan nafsu buruk, maka ia akan tampil di panggung kejayaan. Dan bila saatnya nanti akan dengan bangga melepaskan apa yang selalu dipertahankannya pada seseorang yang telah ditujuk "langit" untuk menjadi pendampingnya. Begitu indah dan berharganya kehormatan perempuan.



Jangan Katakan Putus Cinta
Bila Seorang Kekasih Pergi Dari Jiwamu
Tapi Katakanlah,
Ia Melanjutkan Pengembaraan
Mencari Bagian Dari Jiwanya Yang Hilang

;;

pengane dapet duit ?? klik aja di bawah ini

tinggalkan pesan & cheat disini